Jakarta — Seiring dengan rencana pemerintah Indonesia untuk mengalokasikan hingga 15 persen pengeluaran untuk peningkatan infrastruktur, Royal Philips Electronics (NYSE: PHG, AEX: PHI) yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup melalui inovasi tepat guna, turut berpartisipasi dalam Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition (IIICE’12) dan menampilkan rangkaian lengkap teknologi pencahayaan terkini yang dapat mendukung pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan.
Secara global, bangunan mengkonsumsi sekitar 40 persen energi utama, jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan bidang transportasi dan industri. Sedangkan pencahayaan mengkonsumsi setidaknya 19 persen dari total konsumsi energi. Dan dengan teknologi pencahayaan baru, LED (Light Emitting Diode), dunia dapat menghemat sekitar 50 persen dari konsumsi energi per hari dari pencahayaan.
“Peningkatan konektivitas untuk memajukan pembangunan ekonomi negeri ini dapat dicapai dengan infrastruktur yang lebih baik dan berkelanjutan. Menggunakan produk dan solusi inovatif di segala bidang termasuk dalam bidang pencahayaan dapat memberikan kontribusi besar terhadap penghematan energi, keselamatan, dan meningkatkan suasana. Berbekal pengalaman inovasi selama 121 tahun, Philips menawarkan rangkaian lengkap dari teknologi pencahayaan terkini yang dapat memberikan perubahan positif yang signifikan terhadap pembangunan,” jelas Robert Fletcher, Presiden Direktur PT. Philips Indonesia.
Demi meningkatkan konektivitas di seluruh negeri, pemerintah berencana mengalokasikan pengeluaran untuk pengembangan bandar udara. Berfokus pada pengembangan bandar udara, Fletcher berujar: “Bagi bandar udara manapun, keselamatan para penumpang, pengunjung, dan staf pekerja adalah hal yang terpenting. Pencahayaan adalah salah satu faktor terpenting untuk meningkatkan produktivitas operasional dan efisiensi dari mulai konter check-in, penanganan bagasi, ruang tunggu hingga ke lapangan udara.” Ia menambahkan, “Dalam hal inilah Philips dapat membantu. Dengan berfokus pada kebutuhan ditambah dengankeahlian, kami mengembangkan solusi pencahayaan yang tepat dan ramah terhadappengguna dan lingkungan untuk bandar udara di Indonesia.”
Berbagai bandar udara di berbagai belahan dunia sudah mengaplikasikan solusi pencahayaan dari Philips, yang hanya mudah dalam pemeliharaan, menekan biaya, dan juga hemat energi. Munich International Airport di Jerman adalah salah satu contoh dari bandar udara yang telah menggantikan produk pencahayaan mereka dan berhasil menghemat EUR 300.000-400.000 per tahun. Di Indonesia, solusi pencahayaan Philips diantaranya dapat ditemui di Bandar Udara Internasional Juanda di Surabaya, Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin di Makassar, dan Bandar Udara Internasional Lombok.